Swadaya Petani vs Anggaran Desa: Jembatan Watang Jadi Bukti Kesenjangan Pembangunan


BOJONEGORO, Polemikdaerah.online, – Ironi pembangunan desa mencuat di Bojonegoro. Warga Dukuh Watang, Desa Tambakrejo, Kecamatan Tambakrejo, terpaksa membangun jembatan darurat menuju ladang secara swadaya menggunakan bambu seadanya. Aksi gotong royong ini viral di media sosial pada Selasa (9/9/2025), sekaligus menyingkap ketimpangan antara kebutuhan mendesak warga dan prioritas anggaran desa.

Dalam rekaman video, tampak warga berbondong-bondong membawa pasir, arko, hingga makanan untuk pekerja. Semua dilakukan sukarela demi akses ke area pertanian. Camat Tambakrejo, Kasmari, membenarkan pembangunan itu murni swadaya masyarakat.

"Itu jalan ke arah kawasan tegalan. Gotong royong masyarakat sendiri, karena mereka memang butuh akses,” katanya.

Kepala Desa Tambakrejo, Basiman, juga mengakui hal yang sama. Ia menyebut, warga sebelumnya sudah meminta izin, namun pemerintah desa menegaskan belum ada alokasi anggaran untuk jembatan di Watang.

"Sudah kami sampaikan pada warga, di desa belum ada anggaran. Akhirnya warga membuat jembatan sementara dari bambu,” ujarnya.

Fakta lain muncul dari dokumen APBDes 2025. Dari total belanja desa sebesar Rp2,47 miliar, terdapat anggaran Rp93 juta untuk pembangunan jembatan desa. Namun, dana tersebut dialokasikan untuk Dukuh Sambong, bukan Watang.

"Benar ada pos jembatan Rp93 juta, tapi lokasinya di Sambong. Untuk Watang belum ada. Kalau dibahas di Musrenbang, mungkin bisa tahun depan,” terang Basiman.

Kepala desa menambahkan, pencairan dana desa kini menggunakan sistem Cash Management System (CMS), di mana pembayaran dilakukan setelah pekerjaan berjalan. Kondisi ini disebutnya membuat desa harus mencari pinjaman material lebih dulu.

Meski ada alasan teknis, kondisi di lapangan tetap memperlihatkan ketimpangan prioritas. Warga Watang harus menanggung sendiri kebutuhan akses pertanian, sementara dana desa justru dialokasikan di tempat lain.

Realitas ini menjadi potret ironi pembangunan desa. Di atas kertas, Desa Tambakrejo memiliki anggaran besar, dengan ratusan juta rupiah untuk infrastruktur. Namun di lapangan, petani masih mengandalkan jembatan bambu hasil swadaya agar bisa menuju ladang.

Red... 

Sebelumnya

item