Dugaan Main Kongkalikong Antara Universitas Wisnuwardhana Dengan Panitia, Dalam Seleksi Perangkat Desa Pragelan


Bojonegoro, Polemikdaerah.online, – Dugaan masyarakat terhadap adanya kongkalikong antara Universitas Wisnuwardhana dengan panitia pengisian perangkat desa Pragelan, Kecamatan Gondang atas kemenangan anak Kepala Desa Areza Ade Nugraha, akhirnya terbukti.

Dengan nilai 59/100, Areza Ade Nugraha dinyatakan sebagai pemenang untuk formasi Kepala Dusun Randupitu, Rozy Iswanto dengan nilai 61/100 dinyatakan sebagai pemenang yang akan menduduki kursi Kepala Dusun Pragelan dan Hesta Afita Nanda dengan nilai 60/100 dinyatakan sebagai pemenang untuk menjabat sebagai Kaur Keuangan, mereka bertiga telah lolos dan mengalahkan pesaing lainnya.

Beredar rumor dimasyarakat, tiga kandidat yang lolos dalam kontes pengisian perangkat desa, merupakan orang-orang yang telah direncanakan untuk dimenangkan, mereka Orang-orang titipan Kepala Desa Pragelan, Rumiati.

Kabar kemenangan tiga Orang tersebut sejatinya bukan hal mengejutkan, lantaran sejak jauh hari sebelum ujian berlangsung, nama Areza, Rozy dan Hesta sudah santer disebut - sebut sebagai calon kuat pemenang.

Universitas Wisnuwardhana dari Malang yang digandeng sebagai penyusun dan pelaksana teknis ujian disebut telah memberi legitimasi terhadap hasil yang dianggap tidak transparan, publik menduga proses seleksi yang diselenggarakan oleh panitia, semata hanya formalitas, namun hasil akhir sudah direncanakan.

Menanggapi dugaan yang beredar di masyarakat, ketua tim pelaksana teknis dari Universitas Wisnuwardhana, Dr. Ir. Sunyoto, ST., MT, saat dikonfirmasi, justru membela proses yang terjadi, ia menganggap itu suatu hal yang wajar, pihaknya telah menegaskan telah menjalankan secara profesional dan transparan.

“Wajar saja kalau ada dugaan, orang punya hak untuk menduga. Terpenting kami dan panitia sudah melaksanakan setransparan mungkin,” ujarnya (11/6/2025).

Salah satu peserta kontes pengisian perangkat desa yang tidak mau disebut namanya sangat menyayangkan, ia mengaku heran dengan hasil yang dinilai tidak mencerminkan kemampuan nyata di lapangan, pasalnya tiga orang pemenang tersebut mendapatkan hasil nilai yang tidak rasional.

“Transparansi yang diklaim pihak ketiga seakan hanya tameng untuk menutupi skenario yang sudah disiapkan sejak awal,” ujarnya.

Persoalan ini mempermalukan dunia akademik, di mana Universitas Wisnuwardhana yang seharusnya menjunjung nilai objektivitas dan kejujuran ilmiah, malah diduga kuat turut serta dalam proses yang cacat dan sarat kepentingan, lanjutnya.

“Publik menanti langkah tegas dari pihak berwenang untuk menyelidiki proses seleksi tersebut, jika dugaan ini dibiarkan begitu saja, maka ke depan demokrasi desa terutama di Kabupaten Bojonegoro akan terus dikotori oleh praktik nepotisme yang dibungkus dengan nama kerja sama akademik" Pungkasnya.

Red...

Sebelumnya

item